Ideologi Sosialisme dan Paham Anarkisme, Komunisme, Fasisme, Leninisme, Stalinisme, dan Maonisme

Diposkan oleh Unknown on Jumat, 12 Oktober 2012

SOSIALISME
Sosialisme mulai digunakan sejak awal abad ke-19. Pada tahun 1827, istilah ini awalnya digunakan untuk menyebut pengikut Robert Owen (1771-1858) di Inggris. Istilah ini juga mengacu pada para pengikut Saint Simon (1760-1825) di Perancis. Bersama Fourier (1772-1832) dari Perancis, Robert Owen dan Saint Simon membuat rumusan sebuah pemikiran mengenai sosialisme.
Sosialisme lahir sebagai akibat perkembangan kapitalisme. Sosialisme merupakan suatu paham yang menjadikan kebersamaan sebagai tujuan hidup manusia dan mengutamakan segala aspek kehidupan bersama manusia. Kepentingan bersama dan kepentingan individu harus dikesampingkan. Negara harus selalu campur tangan dalam segala kehidupan, demi tercapainya tujuan negara.
Kesengsaraan kaum buruh akibat penindasan kaum kapitalis menimbulkan pemikiran para cendekiawan untuk mengusahakan perbaikan nasib.
Adapun ciri khas sosialisme sebagai berikut :
  • Hak milik pribadi atas alat-alat produksi mesin diakui secara terbatas.
  • Mencapai kesejahteraan dengan cara damai dan demokratis.
  • Berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dan perbaikan nasib buruh dengan luwes secara bertahap.
  • Negara diperlukan selama-lamanya.
Sejak abad ke-19, sosialisme berkembang ke banyak paham-paham yang berbeda seperti anarkisme, komunisme, fasisme, leninisme, stalinisme, maupun maonisme.

A. Anarkisme
Istilah anarkisme berasal dari kata dasar anarki, dan isme yang berarti paham, ajaran, atau ideologi. Kata anarki merupakan serapan dari kata anarchy (bahasa Inggris) dan anarchie (bahasa Belanda, Jerman, Perancis). Dalam bahasa Yunani, archos/archia berarti pemerintah/kekuasaan. Bentukan a yang berarti tidak/tanpa/nihil ditambah sisipan n  jika diletakkan pada kata archia menjadi kata anarki, yang artinya tanpa pemerintahan. Jadi, anarchos berarti tanpa pemerintahan atau pengelolaan, koordinasi tanpa hubungan memerintah dan diperintah, menguasai dan dikuasai, mengepalai dan dikepalai, mengendalikan dan dikendalikan, dan sebagainya. Adapun anarkis merupakan orang yang mempercayai dan menganut anarki. Secara keseluruhan, anarkisme berarti suatu paham yang mempercayai bahwa segala macam bentuk negara, pemerintah, dengan kekuasaannya merupakan lembaga-lembaga yang menumbuhsuburkan penindasan terhadap kehidupan. Oleh karena itu, negara, pemerintah, dan perangkat-perangkatnya harus dimusnahkan.
Mikhail Bakunin
Anarkisme sangat berhubungan dengan kekerasan dan Mikhail Bakunin (1814-1876). Ia adalah seorang bangsawan Rusia. Menurutnya, kebebasan individu hanya dapat diwujudkan secara sepenuhnya setelah negara dan lembaga-lembaga penopangnya dapat dihancurleburkan. Anarkisme menjadi suatu pandangan yang berlebihan terhadap kebebasan individu.
Dalam sejarahnya, para anarkis sering kali menggunakan kekerasan sebagai cara yang ampuh untuk memperjuangkan ide-idenya, dipergunakannya cara kekerasan dalam anarkisme sangat berkaitan dengan gerak mereka yang mengesahkan kekerasan, penyerangan, dan pengrusakan.

B. Komunisme
Komunisme merupakan sebuah ideologi dunia yang muncul sebagai reaksi dari kapitalisme. Paham komunisme mendasarkan pada Marxisme dan Leninisme. Dengan begitu, Komunisme adalah Marxisme-Leninisme. Karl Marx, pencetus Marxisme menganggap negara sebagai susunan golongan masyarakat  yang dibentuk untuk menindas golongan lain. Pemilik modal menindas kaum buruh. Menurut Karl Marx, kaum buruh perlu membuat revolusi (perubahan secara mendadak) untuk merebut kekuasaan negara dari golongan kapitalis dan borjuis (orang-orang kaya). Dengan cara ini, kaum buruh akan menjadi penguasa dan dapat mengatur negara.
Karl Marx
Paham yang dicetuskan oleh Karl Marx ini berhubungan dengan aliran materialisme yang menonjolkan penggolongan, pertentangan antar golongan, konflik kekerasan atau revolusi, serta perebutan kekuasaan negara. Ajaran Karl Marx dipopulerkan oleh Frederick Engels dan dipadu dengan pemikiran Lenin, menjadi landasan komunisme. Marx berpendapat bahwa mata pencaharian manusia menentukan cara berpikirnya. Menurutnya, ekonomi masyarakat ditandai adanya pertentangan antara kelas atas (kaum kapitalis, pemilik modal) dan kelas bawah (kaum protelar) yang hanya memiliki tenaga. Kaum kapitalis ingin meningkatkan keuntungan dengan menekan biaya produksi, adapun kaum protelar berusaha meningkatkan pendapatannya.
Dalam usaha merebut dan mempertahankan kekuasaannya, komunisme melakukan tindakan-tindakan berikut :
  • Menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
  • Menciptakan konflik untuk mengadu golongan-golongan tertentu.
  • Komunisme tidak mengakui adanya Tuhan (atheisme), tapi lebih mengutamakan materi.
  • Masyarakat komunis bercorak internasional. Artinya, masyarakat yang dicita-citakan komunisme adalah masyarakat dunia, tanpa nasionalisme.
  • Komunisme bercita-cita menciptakan masyarakat tanpa kelas. Pertentangan kelas, hak milik pribadi, dan pembagian kerja dianggap akan menjauhkan dari suasana hidup yang aman dan tenteram.
Ideologi komunisme mulai diterapkan saat meletus Revolusi Bolshevik di Rusia, pada tanggal 7 November 1917. Sejak itu, komunisme diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain, seperti Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba, dan Laos masih menganut paham komunis.
Prinsip-prinsip komunisme yang memberikan pengaruh terhadap kehidupan bermasyarakat dan bernegara sebagai berikut :
  • Pemerintah dipimpin oleh satu partai, yaitu partai komunis. Pemerintahan bersifat proletariat.
  • Komunisme merupakan sistem pemerintahan tunggal
  • Hak milik pribadi dihilangkan, tidak ada kebebasan demokrasi, dan menolak keadilan sosial.
  •  Pengelolaan ekonomi komunisme: (1) Tidak ada kebebasan memilih pekerjaan; (2) Perekonomian ditentukan dan dikuasai negara; (3) Bebas dari persaingan ekonomi pasar; (4) Seluruh harta kekayaan  menjadi milik negara.
Ciri khas yang melekat pada ideologi komunisme :
  • Hak milik pribadi atas alat-alat produksi.
  • Dalam mencapai kesejahteraan menghalalkan segala cara, dengan tindakan revolusioner.
  • Meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan cara diktator proletariat, terutama pada masa-masa peralihan (transisi).
  • Negara hanya diperlukan untuk sementara waktu saja, selama belum mencapai kesejahteraan.
Ideologi komunisme mulai diterapkan saat meletus Revolusi Bolshevik di Rusia, pada tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu komunisme diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain. Saat ini Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba, dan Laos masih menganut paham komunis.

C. Fasisme
Istilah Fasisme berasal dari bahasa Italia, fascio dan bahasa Latin, kata fascis. Artinya seikat tangkai-tangkai kayu, dengan kapak di tengahnya. Pada zaman kekaisaran Romawi, ikatan kayu ini dipersembahkan di depan pejabat tinggi. Dengan kata lain, fascis menjadi simbol kekuasaan pejabat pemerintah.
Fasisme merupakan sebuah paham politik yang mengutamakan kekuasaan secara menyeluruh, tanpa adanya demokrasi. Paham ini menomorsatukan bangsa sendiri dan memandang rendah bangsa lain. Dapat pula dikatakan, fasisme merupakan suatu sikap nasionalisme yang berlebihan.
Benito Mussolini
Fasisme muncul pertama kali di Italia, dalam wujud Benito Mussolini. Pada abad ke-20, tepatnya setelah Perang Dunia I, keadaan Italia mulai mengeruh. Pada saat itu banyak orang-orang Italia yang menjadi pengangguran. Kondisi ini ditindaklanjuti raja dengan memilih Benito Mussolini sebagai Perdana Menteri. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Mussolini dengan mengubah Republik Italia menuju kediktatoran dengan memonopoli kekuasaan. Sementara itu, fasisme juga muncul di Jerman setelah Perang Dunia I, sebagai negara yang kalah. Pada mulanya muncul kelompok partai National Socialist German Workers (Partai Buruh Nasional Jerman). Partai ini lebih terkenal dengan NAZI, berasal dari dua suku kata pertama kata Nasional. Saat itu angka pengangguran melonjak naik di Jerman. Anggota partai NAZI yang pada tahun 1928 berjumlah 100.000 orang, dengan segera bertambah menjadi 1,4 juta orang pada tahun 1932. Kondisi ini menjadikan pemerintahan berpaling pada Hitler. Ia pun ditunjuk menjadi Kanselir (perdana menteri) pada Januari 1933. Seperti halnya Mussolini, Hitler mengubah parlemen menjadi diktator. Namun demikian, terdapat perbedaan antara fasisme di Italia dengan Nazisme. Jika di Italia fasisme hanya berkisar pada nasionalisme, Nazisme bahkan menjalar pada rasialisme yang sangat kuat. Begitu kuatnya nasionalisme, hingga memusnahkan bangsa-bangsa lain yang dianggap lebih rendah.
Ciri khas ideologi fasisme sebagai berikut :
  • Mengingkari derajat kemanusiaan, Bagi fasisme, keberadaan pria melebihi wanita, militer melebihi sipil, anggota partai melebihi bukan anggota partai, bangsa satu melebihi bangsa lain, dan yang kuat harus melebihi yang lemah. Dengan demikian, fasisme tidak mengakui adanya persamaan kedudukan dan kemanusiaan, tapi lebih mengutamakan kekuatan
  • Ketidakpercayaan pada kemampuan nalar, Keyakinan yang berkelebihan merupakan sesuatu yang sudah tentu benar.
  • Pemerintahan oleh kelompok elit, Pemerintahan harus dipimpin oleh beberapa orang elit. Jika muncul pertentangan pendapat, keinginan elit yang berlaku.
  • Perilaku bertumpu pada kekuasaan dan kebohongan, Jika ada yang berusaha menentang kekuasaan negara, maka dianggap musuh yang harus dimusnahkan. Menurut ideologi ini, kebenaran terletak pada perkataan yang berulang-ulang, bukan pada kebenaran yang sebenarnya.
  • Totalirisme, Fasisme bersifat total untuk menyingkirkan kaum yang dianggap lebih rendah, seperti wanita. Pengawasan yang ketat selalu dilakukan. Totalirisme memakai cara kekerasan.
  • Rasialisme dan imperialisme, Fasisme menganggap ras mereka lebih unggul daripada ras lain. Oleh karena itu, ras lain harus tunduk dan dikuasai.
  • Menentang hukum dan keterlibatan internasional, Fasisme memilih perang sebagai posisi tertinggi dalam peradaban manusia.
Fasisme juga pernah diterapkan di Jepang, Mesir, Finlandia, Yunani, Austria, dan Bulgaria. Pada tahun 1936, Spanyol diwarnai fasisme di bawah pimpinan Jenderal Fransisco Franco, dengan revolusi militernya. Sekarang, fasisme cenderung tampil sebagai kekuatan reaksioner di negara-negara maju, misalnya Kluk Kluk klan di Amerika Serikat. Mereka berusaha mempertahankan keberadaan kulit putih yang mereka anggap ras paling tinggi.

D. Leninisme
Leninisme berasal dari kata Lenin. Vladimir Ilyic Ulyanov atau yang lebih dikenal dengan nama Lenin adalah murid Karl Marx. Ia adalah orang pertama yang menerapkan ideologi Marx dalam kehidupan. Pada akhir abad ke-19, paham ini dibawa Lenin dengan memainkan peran dan daya tarik pada kelompok kecil intelektual di Rusia. Berkat usahanya, Lenin berhasil mendirikan Partai Buruh Sosialis Demokrat Rusia pada tahun 1898 dalam kongres rahasia di Minsk. Pada kongres kedua (tahun 1903), partai pecah menjadi dua, yaitu Mensheviks (fraksi minoritas) dan Bolsheviks (fraksi mayoritas). Mensheviks menginginkan perpanjangan masa kehidupan kapitalisme di Rusia, sebelum sosialisme masuk. Sebaliknya, Bolsheviks menginginkan Revolusi Sosialis harus dipercepat dengan organisasi yang kuat, beranggotakan kaum revolusioner profesional. Pada 7 Oktober 1917, Lenin langsung memimpin revolusi kaum Bolsheviks dan berhasil meruntuhkan Tsar (pemimpin Rusia). Menurut Lenin, Revolusi Oktober adalah bagian dari revolusi dunia. Sejak saat itu, Rusia berubah menjadi Uni Soviet yang komunis, sekaligus pusat komunisme internasional.

E. Trotskyisme
Trotskyisme berasal dari nama pendirinya, Leon Trotsky (1879-1940). Ia memiliki ajaran mengenai revolusi abadi. Isinya berupa pernyataan bahwa revolusi dapat berhasil dan mendukung keinginan sosialnya bila revolusi itu meluas di luar batas Rusia. Menurutnya, meluasnya revolusi sosialisme akan dapat mengatasi kekuatan kapitalisme Eropa.
Trotsky tidak mendukung kebijakan ekonomi baru kapitalis semu. Kebijakan ini telah dilaksanakan oleh Stalin pada tahun 1921 dan dicetuskan kembali pada tahun 1928 oleh Stalin. Menurut Trotsky, kegagalan kebijakan ekonomi tersebut untuk mempersatukan petani dan menganjurkan semangat borjuis di antara pengusaha kecil. Hal ini merupakan cermin kemunduran dalam perkembangan sosialisme di Rusia. Selanjutnya, Trotsky mencetuskan kembali teori produksi dan distribusi secara kebersamaan, yang diprakarsai oleh negara.

F. Stalinisme
Stalinisme berasal dari nama Stalin (1879-1953). Ia adalah tokoh sosialis Soviet yang menguasai negara pada tahun 1903-an. Menurut Stalin, sosialisme harus berada di satu negara, yaitu Soviet. Bagi Stalin, Soviet harus menjadi benteng sosialisme, yang merupakan model pembangunan sosialisme yang akan mengilhami kaum sosialis di seluruh dunia. Tentu saja hal ini bertentangan dengan ide Trotsky, yang menginginkan sosialisme meluas ke luar Rusia.
Selanjutnya, pada tahun 1928 Stalin membuat program produksi pertanian secara kebersamaan dan program pembangunan lima tahun pertama di Uni Soviet. Ditambah dengan serangkaian program perkembangan lainnya, Stalin ingin menjadikan Uni Soviet sebagai negara berkekuatan industri sekaligus militer. Akibatnya, jutaan petani menjadi korban program pembangunan Stalin ini.

G. Maoisme
Maoisme berasal dari nama Mao Zedong. Ia adalah pemimpin Partai Komunis Cina (PKC). Partai ini didirikan oleh para profesor dari Universitas Peking pada tahun 1921. Maoisme merupakan ideologi komunis di Tiongkok. Berbeda dengan komunisme di negara-negara lain, Maoisme lebih mementingkan peran petani daripada buruh. Karena kondisi Tiongkok menempatkan kaum buruh sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kapitalisme. Mao Zedong membentuk tentara petani dan menjalankan hal-hal berikut :
  • Pendistribusian kembali tanah, tujuannya untuk memberi keuntungan bagi para petani miskin.
  • Membatasi eksploitasi petani oleh tuan tanah dan para lintah darat.
  • Melembagakan pajak dan program kesejahteraan.
  • Memperkuat organisasi politik dan militer komunis.

{ 5 komentar... read them below or add one }

Gerilyawan mengatakan...

Hanya dengan konsepsi sosialisme ala Tan Malaka kita dapat melampui pencapaian para leluhur kuno kita yaitu bersatunya Asia Tenggara dan Australia bukan di bawah tiang penjajahan, penundukkan, feodalisme, atau perbudakan kapitalisme tetapi kebersamaan, berjuang, bekerja untuk kepentingan bersama. Dari konsepsi sosialisme ala Tan Malaka ini, Indonesia mendapatkan kembali keagungannya sebagai Menara Peradaban yang membuat pencapaian melebihi leluhurnya Sriwijaya dan Majapahit. Menghentikan imperialisme dan perbudakan ala halus kapitalisme modern dengan sekali untuk selama-lamanya.

Unknown mengatakan...

ijin nyimak

Unknown mengatakan...

Pada kenyataannya, konsepsi mengenai sosialisme difalsikan sebagai bagian dari penindasan dan fanatisme yang berlebihan. Tan Malaka, dalam jejak Sarekat Islam Merah memang lantang sebagai seorang revolusioner namun lagi-lagi ketika berkembang menjadi PKI (manifesto komunis) yang dipromotori oleh aidit, ternyata menimbulkan kepelikan karena ideologi yang dianut saat itu bukan sekedar marxis namun darwinisme sebagai landasan yang digunakan oleh leninisme, mengingat aidit dan musolini saat itu baru pulang daru Rusia.. Oleh karenanya saya lebih sepakat dengan nasionalis-agamis dari pada nasakom... komunis dalam filsafat freudbach sebagai landasan pemikiran marx setelah hegel, owen, dan sebagainya mengartikan bahwa agama adalah proyeksi manusia atau dalam pemikiran marx disebut sebagai candu dan basis superstruktur yang memperkuat basis kapitalisme (agama menyesuaikan dengan kepentingan). Saya sepakat dengan syariah, dari pada kapitalis atau sosialis... so.. syariah lebih fair, yang kuat mengasihi yang lemah,

Jeram LIAR mengatakan...

Sepakat dengan kawan Gerilyawan yg komentar diatas

Anonim mengatakan...

Revolusi Sosial memang dibutuhkan di Indonesia. Syariah, yang kuat mengasihi yang lemah, pada kenyataannya tidak seperti itu. Sila kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dgn dasar sila 1 - 4, harus terealisasikan. Revolusi Sosial harus ada, dan utk mencapai tujuan nasional; menyejahterakan rakyat

Posting Komentar