KOMPAS.com — Sebagian
orangtua pernah mengalami kesulitan mengajak anaknya ke sekolah. Balita
yang baru akan mulai sekolah pun bisa menolak pergi ke sekolah.
Motivasi seperti apa yang seharusnya diberikan kepada anak?
Menurut Ungar, anak membutuhkan rasa memiliki yang kuat dengan apa pun terkait sekolah mereka. Bukan hanya atas dirinya atau teman sekolahnya, melainkan juga orangtua dan guru. Demikianlah kata Ungar dalam blog-nya di www.psychologytoday.com. Caranya?
Panggil namanya, bukan sekadar “Nak”
Anak membutuhkan pengakuan, setidaknya melalui gurunya, yang menyapanya dengan memanggil namanya. Petugas administrasi atau orangtua saat mendaftarkan anak juga perlu mengenalkannya. Tak sekadar menyebut nama, tetapi juga mengakui keberadaan anak.
Belajar ilmu praktis yang bermanfaat untuk hidupnya
Anak merasa lebih nyaman jika sekolahnya mengajarkan bagaimana hidup, bagaimana membuat keputusan, dan ilmu praktis yang bisa diterapkan dalam keseharian. Skill sosial sangat dibutuhkan anak untuk mencari solusi dari sebuah masalah. Anak menjadi mengerti tentang hak-haknya serta bagaimana membela dirinya dan menyelesaikan suatu masalah.
Keterlibatan orangtua
Sekolah bukan hanya untuk anak. Orangtua perlu terlibat untuk kemajuan kepribadian anak dan sekolahnya. Anak cenderung betah dan akan menumbuhkan rasa memiliki atas sekolah, jika orangtuanya terlibat aktif dalam kegiatan apa pun di sekolah.
Masuk 10 besar, bukan itu tujuannya
Banyak bukti menunjukkan bahwa anak senang bersekolah meski rankingnya biasa saja. Ranking hanya salah satu aspek yang didapatkan anak di sekolahnya. Anak senang bersekolah, umumnya, karena melihat adanya keterlibatan orangtua dan gurunya. Anak nyaman saat ada monitoring dari orang dewasa. Sekadar menuntut anak masuk ranking sepuluh besar hanya akan membuat anak melihat sekolah sebagai beban.
Hubungan pertemanan saling menguatkan
Hubungan dengan teman satu kelas bisa saling menguatkan. Namun terlalu banyak jumlah anak dalam satu kelas juga tidak akan menumbuhkan ikatan. Memilih kelas dengan jumlah anak yang dibatasi akan lebih baik untuk perkembangan emosi anak, terutama dalam menjalin hubungan pertemanan.
Sumber : Female. Kompas
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar