Assalamualaikum wr.wb
Syukur Alhamdulillah masih setia menyempatkan waktu untuk membaca artikel menarik ini. Di bulan yang penuh berkah ini yakni Bulan Ramadhan, sebagai kaum mukmin tentu merupakan kesempatan untuk kita mengumpulkan sebanyak-banyaknya pahala dan menjauhi segala larangan Allah SWT. Serta tentunya untuk lebih dekat dengan Sang Pencipta yakni Allah SWT. salah satunya dengan menumbuhkan rasa Khusyu dalam Shalat. Semoga dengan meningkatkan kekhusyuan kita dalam mengerjakan shalat, puasa kita akan lebih affdol serta pahala yang di dapat akan semakin berlimpah. Amin.
Syukur Alhamdulillah masih setia menyempatkan waktu untuk membaca artikel menarik ini. Di bulan yang penuh berkah ini yakni Bulan Ramadhan, sebagai kaum mukmin tentu merupakan kesempatan untuk kita mengumpulkan sebanyak-banyaknya pahala dan menjauhi segala larangan Allah SWT. Serta tentunya untuk lebih dekat dengan Sang Pencipta yakni Allah SWT. salah satunya dengan menumbuhkan rasa Khusyu dalam Shalat. Semoga dengan meningkatkan kekhusyuan kita dalam mengerjakan shalat, puasa kita akan lebih affdol serta pahala yang di dapat akan semakin berlimpah. Amin.
- Tumbuhnya keikhlasan.
- Bertakwa kepada Allah SWT
- Mengingat Allah SWT
Tumbuhnya keikhlasan ditandai dengan keikhlasan beribadah kepada Allah SWT, untuk memurnikan ketaatan hanya kepada-Nya, dan mengerjakan segala sesuatu yang diridhainya. Ketaatan kepada Allah SWT berarti tumbuhnya keinginan bagi orang yang mendirikan shalat untuk melaksanakan perintah Allah SWT dan menghentikan semua larangan-larangan-Nya. Dengan shalat seorang akan selalu mengingat Allah SWT, karena bacaan dari shalat tediri dari Tasbih, Tahmid, Takbir, Do’a serta dapat merasakan keagungan dan kebesaran Allah SWT.
Mengerjakan shalat adalah sebagai perwujudan dari keyakinan yang telah tertanam di dalam hati orang yang mengerjakannya, dan menjadi bukti bahwa ia telah merasakan bahwa dirinya sangat tergantung kepada nikmat Allah SWT karena itu berusaha sekuat tenaga untuk melaksanakan perintah-perintah Allah SWT dan menghentikan larangan-laranga-Nya.
Rasa khusyu ini tentunya berpusat di dalam hati sanubari yang termanifasikan dalam gerak anggota badan, pikiran dan perhatian. Rasulullah SAW pernah menegur seorang sahabat yang suka mengelus-elus janggutnya sedangkan ia sedang shalat. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa rekannya itu tidak khusyu dalam mengerjakan shalat. Selanjutnya Rasulullah SAW bersabda bahwa kalau hatinya khusyu maka anggota badannya akan khusyu pula.
Ahmad Ali Ash Shabuni dalam Mukhtashar Tafsir Ibni Katsir menerangkan bahwa sikap khusyu dalam shalat adalah dengan melempar pandangan ke arah tempat sujud dan khusyu akan tercapai dengan mengosongkan hati hanya untuk shalat. Orang yang menjalankan shalat akan memperoleh “ketenangan hati” dan “penyejuk hati”.
Dengan demikian maka shalat itu dikerjakan dengan memahami arti bacaan dalam shalat, selalu ingat kepada Allah SWT dan takut akan ancaman-Nya, memanjatkan do’a hanya kepada Allah SWT dengan sepenuh hati dan ikhlas beribadah hanya kepada Allah SWT dan merasakan suatu kenikmatan beribadah.
Mengerjakan shalat adalah sebagai perwujudan dari keyakinan yang telah tertanam di dalam hati orang yang mengerjakannya, dan menjadi bukti bahwa ia telah merasakan bahwa dirinya sangat tergantung kepada nikmat Allah SWT karena itu berusaha sekuat tenaga untuk melaksanakan perintah-perintah Allah SWT dan menghentikan larangan-laranga-Nya.
Rasa khusyu ini tentunya berpusat di dalam hati sanubari yang termanifasikan dalam gerak anggota badan, pikiran dan perhatian. Rasulullah SAW pernah menegur seorang sahabat yang suka mengelus-elus janggutnya sedangkan ia sedang shalat. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa rekannya itu tidak khusyu dalam mengerjakan shalat. Selanjutnya Rasulullah SAW bersabda bahwa kalau hatinya khusyu maka anggota badannya akan khusyu pula.
Ahmad Ali Ash Shabuni dalam Mukhtashar Tafsir Ibni Katsir menerangkan bahwa sikap khusyu dalam shalat adalah dengan melempar pandangan ke arah tempat sujud dan khusyu akan tercapai dengan mengosongkan hati hanya untuk shalat. Orang yang menjalankan shalat akan memperoleh “ketenangan hati” dan “penyejuk hati”.
Dengan demikian maka shalat itu dikerjakan dengan memahami arti bacaan dalam shalat, selalu ingat kepada Allah SWT dan takut akan ancaman-Nya, memanjatkan do’a hanya kepada Allah SWT dengan sepenuh hati dan ikhlas beribadah hanya kepada Allah SWT dan merasakan suatu kenikmatan beribadah.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar